Hikmah mendengarkan Qasidah (Syair) pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Mendengarkan pembacaan qasidah dapat membangkitkan apa yang ada didalam hati, maka jika didalam hati terdapat kerinduan pada yang boleh maka membangkitkannya pun dibolehkan. Tetapi jika didalamnya terdapat kerinduan pada yang haram, maka membangkitkannya pun tidak boleh biasanya terdapat pada orang-orang yang lalai.
Adapun mendengarkan pembacaan qasidah bagi orang-orang yang berhati suci, yaitu mereka yang terkenal kecintaan dan kerinduan mereka kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, mereka tidak melihat sesuatu kecuali melihat Allah SWT dan Rasulullah SAW. didalamnya tidak menunjukan pendengaran mereka pada sesuatu melainkan mereka mendengar dari-NYA atau tentang-NYA.
Maka mendengar mereka (orang-orang yang berhati suci) memperkuat kecintaannya dan membangkitkan kerinduannya. Di antara celah-celah hati adalah yang mengeluarkan aspek-aspek penyingkapan (mukasyafah) dan kelemah lembutan yang tidak diselubungi penyifatan.
Yang mengenalinya adalah orang yang telah merasakannya, dan bagi yang mengingkarinya adalah orang yang tumpul perasaannya untuk memperolehnya. mendengarkan pembacaan qasidah menembah kecintaan dan kerinduan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW sekalipun tidak dihitung sebagai fardhu, maka tidak kurang merupakan hal yang boleh.
Betapa tidak hal itu ditunjukan oleh apa yang diminta oleh Rasulullah SAW didalam do’anya:
Mendengarkan pembacaan qasidah dapat membangkitkan apa yang ada didalam hati, maka jika didalam hati terdapat kerinduan pada yang boleh maka membangkitkannya pun dibolehkan. Tetapi jika didalamnya terdapat kerinduan pada yang haram, maka membangkitkannya pun tidak boleh biasanya terdapat pada orang-orang yang lalai.
Adapun mendengarkan pembacaan qasidah bagi orang-orang yang berhati suci, yaitu mereka yang terkenal kecintaan dan kerinduan mereka kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, mereka tidak melihat sesuatu kecuali melihat Allah SWT dan Rasulullah SAW. didalamnya tidak menunjukan pendengaran mereka pada sesuatu melainkan mereka mendengar dari-NYA atau tentang-NYA.
Maka mendengar mereka (orang-orang yang berhati suci) memperkuat kecintaannya dan membangkitkan kerinduannya. Di antara celah-celah hati adalah yang mengeluarkan aspek-aspek penyingkapan (mukasyafah) dan kelemah lembutan yang tidak diselubungi penyifatan.
Yang mengenalinya adalah orang yang telah merasakannya, dan bagi yang mengingkarinya adalah orang yang tumpul perasaannya untuk memperolehnya. mendengarkan pembacaan qasidah menembah kecintaan dan kerinduan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW sekalipun tidak dihitung sebagai fardhu, maka tidak kurang merupakan hal yang boleh.
Betapa tidak hal itu ditunjukan oleh apa yang diminta oleh Rasulullah SAW didalam do’anya:
“ Yaa Allah, anugerahilah aku kecintaan-MU, kecintaan orang yang mencintai-MU dan kecintaan apa-apa yang dapat mendekatkanku kepada kecintaan-MU.”